Critical Eleven (Resensi)

January 06, 2017


Ola! Akhirnya kesampean juga buat buka blog hehehe, tapi kali ini ada yang beda karena kali ini gue bakal ngeresensi bukunya Ika Natassa judulnya Critical Eleven. Gue selalu suka karya mbak Ika she's Amazin dan pas tahu dia ngeluarin Critical Eleven, gue super excited!!!!, awalnya gue kira ini bakalan tentang seorang yang pekerjaannya di bandara atau apapun itu tapi ini beda dari perkiraan gue dan saat gue membaca Critical Eleven gue kayak seanteng itu pas baca novel ini. Dan yang bikin super excited lagi adalah tahun ini novel ini bakalan dijadikan film!! Finally! Congratulations, Mbak Ika!! Can't wait to see our 2 A!!
             Di novel ini kita bakalan melihat dari 2 sisi pasangan suami istri yang sudah hampir 5 tahun menikah. Tanya Baskoro, atau biasa dipanggil Anya seorang konsultan manajemen yang keseringan terbang ke luar negeri ataupun kota untuk ketemu kliennya, dia sangat mencintai pekerjaannya, selain itu Anya sangat menyukai kopi. Aldebaran Risjad tukang minyak hahaha, lulusan Texas A&M, dan menjadi atlet American Footballlahir dari keluarga militer, pencinta kopi, pendiam yang kayaknya lurus banget orangnya, suka baca buku, dan ganteng hahaha, pulang ke Indonesia itu bisa cuma 2 atau 3 kali dalam setahun karena tuntutan pekerjaannya yang musti stay di Rig.
Pertemuan mereka merupakan hal yang mungkin hanya terjadi di novel ataupun film, ketemu di pesawat menuju Sydney dan setelahnya menjadi sejarah bagi mereka. Tapi, gue ini mungkin kejadian yang langka dan pasti orang-orang ingin ini kayak gini dimana ketemu orang yang lo gatau but then "She/he's the one that I need for the rest of my life" ya jodohlah intinya. Semakin gue membaca novel ini, semakin banyak yang menurut gue realita kehidupan yang ada hampir semuanya mirip dengan yang ada di novel. Dimana, Anya mulai lelah dengan target kehidupan menurut gue ini ada benarnya dimana semua orang sekarang ini hidup kayak dikejar target entah itu pekerjaan, percintaan, perkawinan dan per- lainnya. Bagi lo hidup yang di ibukota Jakarta, i know how  hate u about Jakarta especially that damn traffic! but menurut gue Ale benar Jakarta merupakan a labyrinth of discontent yang setiap ketika mencoba keluar selalu saja ada hal yang menarik kita kembali dari comfort zone kita tapi ini yang kita butuhkan gak yang monoton kalau flat aja mah bukan di Jakarta kan?
                     When i was read this book, mulai ada konflik dimana Anya harus menerima pahit anaknya meninggal dalam kandungan dan saat itu juga Ale akan berangkat menuju Indonesia, dan terjadilah pernyataan dimana Ale menyalahkan Anya, gue disini pada awalnya menyalahkan Ale karena perkataannya yang gila saat anak mereka tidak dapat diselamatkan ''kok bisa lo ngomong begitu?" tapi akhirnya gue mikir manusia itu saat dia berbuat hal yang mengecewakan pada dirinya sendiri pasti menyalahkan hal itu ke orang lain ataupun benda, misal nih lo kepentok meja pasti lo suka nyalahin meja ya, seperti itu juga Ale mungkin disini dia gak ada niatan buat nyalahin Anya tapi menurut gue disini Ale itu memiliki perasaan bersalah yang mendalam karena disaat Anya hamil Ale gak bisa sepenuhnya disamping Anya. Pokoknya banyak pelajaran yang bisa lo ambil dari novel ini dalam kehidupan lo. Terutama dimana kita harus bisa bangkit dari kesedihan kita yang terdalam.
                  Ekspetasi gue buat novel saat dijadikan film adalah sisi romantis simpel mereka itu nyata, bener-bener feelnya ada pas gue tonton. Yang pasti set New York harus ada, karena menurut gue itu juga sisi terbaik dari buku ini, karena  pada saat momen itu mereka sama-sama keliatan membangun long-distance yang sulit dilakukan tapi itu terasa mudah bagi mereka. Selain itu ya harus ada pesawat ataupun bandara dimana awal mereka ketemu kan juga dipesawat, terus interaksi keluarga Risjad ke Anya apa lagi si Harris ya Allah itu harus ada! Soalnya  ingin liat visualisasi keluarga Risjad kayak gimana. Kamar Aidan menurut aku juga perlu ditampilkan closurenya karena disini merupakan tempat Anya menjadi orang selemah dan serapuh itu tapi bisa menjadi sekuat itu juga. Mostly gue suka dengan buku ini karena penulisannya yang mudah dimengerti, point of viewnya juga dari dua sisi baik dari sisi pria maupun wanita jadi lebih mengerti konflik dari masing-masing karakter. Semangat buat mbak Ika dan next Project lainnya!! Have a nice day peps :)

You Might Also Like

0 komentar